Memilih Istri Yang Shalihah
Memilih Istri Yang Shalihah
Kebaikan seorang anak dimulai dari benihnya yang baik. Maka dari itu, hendaknya seorang lelaki mencari pendamping hidup (istri) yang baik karena dia adalah calon madrasah, pendidik, dan pengasuh anaknya. Istri sangat berpengaruh bagi masa depan anaknya. Mencari istri shalihah ibarat mencari tanah subur untuk benih-benih yang akan kita tanami.
Dalam falsafah Jawa dikatakan tentang kriteria calon pendamping hidup: “bibit, bebet, dan bobot”. Juga pernah dikatakan dalam kata bijak: “Di balik kesuksesan lelaki, pasti ada wanita di belakangnya”.
Wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS an-Nisฤ’ [4]: 34)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu Anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda, “Wanita itu biasanya dinikahi karena empat perkara: hartanya, kehormatannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah wanita yang memiliki agama, niscaya engkau akan bahagia.” ( HR al-Bukhari: 4801, Muslim: 1466)
Ibnul Jauzi menasihatkan, “Hendaknya pandangan pertama kali dipusatkan pada agama sebelum kepada kecantikan, sebab bila agamanya sedikit maka pada hakikatnya wanita tersebut tidaklah berfaedah.” (Shaidhul Khฤthir hlm. 361)
Ingatlah bahwa kecantikan yang hakiki adalah kecantikan hati, akhlak, dan agama karena hal-hal tersebut akan awet (tahan lama). Adapun keelokan wajah, kehormatan, dan kekayaan harta semua itu hanyalah sementara dan pasti fana. Maka dari itu, kerahkan segala upaya untuk mencari pendamping hidup yang baik agama dan akhlaknya sebelum penyesalan tiba, dan jika engkau sekarang sudah beristri maka curahkan segala upayamu untuk mendidiknya dan menggandeng tangannya menuju surga bersama keluarga.
Kaum wanita pun hendaknya memilih calon suami yang baik agama dan akhlaknya. Janganlah teperdaya dengan harta, jabatan, dan keelokan semata karena hal-hal tersebut akan berakibat jelek pada kehidupan mereka. Perhatikanlah sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam:
“Apabila datang kepadamu untuk melamar putrimu seorang (lelaki) yang kalian ridai agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah. Jika tidak maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar.” Dalam suatu riwayat: Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam mengulanginya tiga kali. (HR at-Tirmidzi: 1084, Ibnu Majah: 1967, ath-Thabarani dalam al-Mu‘jam al-Kabฤซr: 762, dan dinyatakan hasan oleh al-Albani dalam Irwฤ’ul Ghalฤซl: 1668)
Seorang lelaki berkata kepada Hasan al-Bashri, “Saya memiliki seorang putri yang telah menginjak usia nikah.
Telah banyak orang yang melamarnya. Kepada siapakah saya harus menikahkannya?!” Hasan menjawab, “Nikahkanlah dia dengan seorang yang takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, sebab kalau dia mencintainya maka dia akan memuliakannya (istri) dan apabila dia membencinya maka dia tidak akan menzaliminya.” (‘Uyลซnul Akhbฤr, Ibnu Qutaibah, 9/17)
Nuh bin Maryam salah seorang hakim di kota Marwa saat ingin menikahkan putrinya, terlebih dahulu dia bermusyawarah dengan seorang tetangganya, lalu kata tetangganya,
“Subhanallah!! Semua orang datang meminta fatwa kepadamu, tetapi engkau malah datang meminta fatwa kepadaku!!” Nuh menimpali, “Pokoknya,engkau harus memberikan pendapatmu!” Tetangganya lalu berkata,
“Sesungguhnya pemimpin Persia memilih harta! Pemimpin Romawi memilih kecantikan! Pemimpin Arab memilih kehormatan! Nabi kalian Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam memilih agama! Maka pilihlah sendiri, siapakah di antara mereka yang akan anda ikuti!” (Al-Mustathraf, al-Abhisyi, 1/102).
0 Response to "Memilih Istri Yang Shalihah"
Posting Komentar
Silahkan Berkomentar Dengan Bijak