Bakteri Wolbachia Pertama Kali Ditemukan

Sejarah

Wolbachia pertama kali ditemukan pada tahun 1924 oleh seorang ilmuwan Amerika bernama Thomas H. Wolbach. Wolbach mengamati bahwa nyamuk Culex pipiens yang terinfeksi Wolbachia hanya menghasilkan betina. Bakteri ini kemudian dinamai sesuai dengan nama penemu pertamanya.

Pada tahun 1980-an, para peneliti mulai mempelajari peran Wolbachia dalam biologi reproduksi serangga. Mereka menemukan bahwa bakteri ini dapat menyebabkan partenogenesis, feminisasi, dan kematian pada hewan jantan.

Metode diferensiasi seksual dalam inang

Wolbachia dapat mempengaruhi diferensiasi seksual inangnya dengan berbagai cara. Salah satu cara yang paling umum adalah dengan mengubah proses meiosis. Wolbachia dapat menginfeksi sel telur dan menghasilkan protein yang mengganggu proses meiosis. Hal ini dapat menyebabkan sel telur tidak dapat dibuahi atau menghasilkan keturunan yang tidak subur.

Wolbachia juga dapat mempengaruhi diferensiasi seksual inangnya dengan mengubah gen-gen tertentu. Bakteri ini dapat memasukkan gen-gennya ke dalam genom inangnya. Gen-gen Wolbachia ini dapat mengontrol ekspresi gen-gen inang yang terlibat dalam diferensiasi seksual.

Efek diferensi seksual pada inang

Diferensiasi seksual yang disebabkan oleh Wolbachia dapat memiliki berbagai efek pada inangnya. Efek-efek tersebut antara lain:

  • Partenogenesis: Wolbachia dapat menyebabkan partenogenesis, yaitu proses perkembangan sel telur yang tidak dibuahi menjadi embrio. Hal ini dapat meningkatkan reproduksi inang.
  • Kematian pada hewan jantan: Wolbachia dapat menyebabkan kematian pada hewan jantan. Hal ini dapat meningkatkan rasio betina dalam populasi inang.
  • Feminisasi: Wolbachia dapat menyebabkan feminisasi, yaitu perubahan serangga jantan menjadi betina. Hal ini juga dapat meningkatkan rasio betina dalam populasi inang.

Penggunaan dalam pencegahan penyakit

Wolbachia memiliki potensi untuk digunakan dalam pencegahan penyakit. Bakteri ini dapat digunakan untuk mengendalikan populasi vektor penyakit, seperti nyamuk Aedes aegypti yang menyebarkan virus dengue, chikungunya, dan Zika.

Wolbachia dapat digunakan untuk mencegah penyakit dengan cara berikut:

  • Mengurangi populasi vektor: Wolbachia dapat mengurangi populasi vektor penyakit dengan menyebabkan kematian pada hewan jantan. Hal ini dapat mengurangi jumlah nyamuk yang dapat menyebarkan penyakit.
  • Mencegah penyebaran penyakit: Wolbachia dapat mencegah penyebaran penyakit dengan menyebabkan nyamuk tidak dapat menyebarkan virus. Hal ini dapat dilakukan dengan mengubah gen-gen nyamuk yang terlibat dalam penyebaran virus.

Saat ini, penelitian mengenai penggunaan Wolbachia dalam pencegahan penyakit masih terus dilakukan. Beberapa uji coba telah dilakukan untuk melepaskan nyamuk ber-Wolbachia di alam liar. Uji coba tersebut menunjukkan bahwa nyamuk ber-Wolbachia dapat mengurangi populasi nyamuk dan mencegah penyebaran penyakit.

Referensi

  1. https://en.wikipedia.org/wiki/Wolbachia
  2. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4389735/
  3. https://www.nature.com/articles/nmicrobiol2017111

0 Response to "Bakteri Wolbachia Pertama Kali Ditemukan"

Posting Komentar

Silahkan Berkomentar Dengan Bijak